Peluang Membuka Wisata Sampah di Negeri Kita, Why Not?


O P I N I 







 Oleh : Supardiyono Sobirin


 Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda/ DPKLTS

Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB)

  Anggota Tim Ahli PPK DAS Citarum Harum


 




1.       Sampah berdampak negatif pada ekosistem


1)       Sejatinya ada hubungan yang signifikan antara sampah dan pariwisata. Sampah, terutama plastik, menjadi masalah besar di banyak destinasi wisata. Sebuah survei oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia pada tahun 2016 menemukan bahwa ada 453 ton sampah di delapan destinasi wisata taman nasional, yang dihasilkan oleh pengunjung. Sampah ini tidak hanya merusak keindahan alam tetapi juga berdampak negatif pada ekosistem lokal dan kesehatan manusia.

2)        Pariwisata dapat berkontribusi pada peningkatan sampah karena jumlah wisatawan yang tinggi di suatu destinasi wisata. Hal ini memerlukan pengelolaan sampah yang baik untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kawasan wisata. Selain itu, industri pariwisata juga berkontribusi pada emisi karbon, yang berdampak pada pemanasan global dan dapat merusak industri pariwisata itu sendiri, seperti melalui fenomena coral bleaching.



Catatan 1: Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dengan mengelola sampah secara bertanggung jawab, memastikan destinasi wisata tetap bersih, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.


 

2.       Olah sampah menjadi destinasi wisata


1)        Sampah sering kali dianggap sebagai masalah besar dalam industri pariwisata karena dapat merusak keindahan dan kebersihan suatu destinasi. Namun, ada beberapa contoh pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan,  bahkan dapat meningkatkan pariwisata.

2)        Misalnya, di Danau Toba di Sumatera Utara, yang merupakan danau vulkanis terbesar di Asia Tenggara, telah menjadi sorotan karena masalah sampah. Upaya untuk mengatasi masalah ini melalui prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle) dan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dapat membantu menjaga keaslian dan kebersihan alami destinasi tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya tarik pariwisata.

3)        Selain itu, pada penyelenggaraan Moto GP di Mandalika, Lombok pada tahun 2022, ada kerjasama dengan bank-bank sampah setempat untuk mengelola sampah selama event, yang menunjukkan bagaimana pengelolaan sampah yang efektif dapat mendukung kegiatan pariwisata besar.



Catatan 2: Jadi, meskipun sampah secara umum dianggap sebagai masalah, pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan bisa menjadi faktor penarik bagi pariwisata, karena menunjukkan komitmen destinasi wisata terhadap lingkungan yang bersih dan pelestarian alam.


 

3.      Kecenderungan Meningkatnya Wisata Khusus Olah Sampah   

Olah sampah menjadi berkah, urban farming atau pertanian perkotaan telah menarik perhatian wisatawan khusus yang tertarik pada keberlanjutan dan inovasi lingkungan,  berikut adalah beberapa contoh dari Indonesia:

1)       Pabrik Sampah RDF (Refuse-Derived Fuel): Di Cilacap, Jawa Tengah, terdapat fasilitas RDF Plant yang mengolah sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif. Fasilitas ini tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah tetapi juga menarik perhatian karena inovasinya dalam mengubah sampah menjadi energi, yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik dengan teknologi ramah lingkungan.

2)        Pabrik Kompos Organik: Di Bali, terdapat Rumah Kompos di areal wisata Monkey Forest, Ubud, yang mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Ini menjadi contoh pengelolaan sampah organik yang edukatif dan menarik bagi wisatawan yang ingin belajar tentang kompos dan pengelolaan sampah berkelanjutan.

3)        Masyarakat Kota Mengolah Sampah: Di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, masyarakat mengelola sampah mereka sendiri dengan layanan digital dan memiliki fasilitas TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle). Juga di kota-kota lain dengan metode olah sampah yang beraneka ragam, ada metode magot, mikro organisme lokal, dan lain-lainnya. Semua itu telah menarik banyak wisatawan untuk belajar tentang pengolahan sampah

4)        Urban Farming: Urban Farming Center di Purwakarta adalah contoh tempat wisata yang menyajikan konsep pertanian perkotaan. Wisatawan dapat belajar tentang penyemaian benih dan metode pertanian organik perkotaan sambil menikmati kegiatan rekreasi.



Catatan 3: Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan bagaimana pengelolaan lingkungan yang inovatif dan berkelanjutan dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam industri pariwisata. Mereka tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga memberikan nilai edukasi dan pengalaman unik bagi wisatawan yang peduli terhadap isu-isu keberlanjutan.

 

4.     Pulau Semakau di Singapura Sebuah Success Story Inovasi Pengelolaan Sampah

Pulau Semakau di Singapura adalah contoh inovatif dari pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa poin penting tentang inovasi Pulau Semakau:

1)        Pengelolaan Sampah Terintegrasi: Pulau Semakau mengadopsi sistem pengelolaan sampah terintegrasi yang mencakup pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle) sampah.

2)        TPA Modern: Pulau Semakau dioperasikan oleh Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang modern, dengan sistem yang memastikan limbah dikumpulkan, diolah, dan dibuang dengan benar.

3)        Kapasitas Besar: Dibangun pada tahun 1999, Pulau Semakau memiliki kapasitas sekitar 63 juta meter kubik sampah, dengan pematang batu sepanjang 7 kilometer yang menciptakan ruang bagi tempat pembuangan sampah.

4)        Daur Ulang Tinggi: Pada tahun 2022, Singapura menghasilkan 7,4 juta ton sampah dan sekitar 57% atau 4,2 juta ton berhasil didaur ulang.

5)        Keanekaragaman Hayati: Meskipun berfungsi sebagai TPA, Pulau Semakau memiliki keanekaragaman hayati yang baik, dengan hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan berbagai spesies hewan seperti burung langka dan penyu hijau².

6)        Edukasi dan Wisata: Pulau Semakau juga menjadi destinasi edukasi dan wisata yang menunjukkan bagaimana sampah dapat dikelola dengan cara yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan³.


Catatan 4: Inovasi ini menunjukkan komitmen Singapura terhadap kebersihan dan keberlanjutan, menjadikan negara tersebut sebagai salah satu yang terbersih di Asia. Pulau Semakau tidak hanya mengatasi tantangan terbatasnya lahan untuk pembuangan sampah tetapi juga menjadi model bagi negara lain dalam pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.

 

5.       Indonesia Tentu Bisa Membangun Pulau Sampah Seperti Semakau

Indonesia memiliki potensi untuk membangun pulau pengelolaan sampah seperti Pulau Semakau di Singapura. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil:

1)        Perencanaan dan Studi Kelayakan: Lakukan studi kelayakan untuk menentukan lokasi yang strategis dan memperhitungkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi¹.

2)        Pendanaan: Siapkan pendanaan yang memadai, baik dari pemerintah maupun kerjasama dengan sektor swasta dan lembaga internasional¹.

3)        Teknologi Pengelolaan Sampah: Adopsi teknologi pengelolaan sampah yang canggih, termasuk pemilahan, daur ulang, dan konversi sampah menjadi energi¹.

4)        Infrastruktur: Bangun infrastruktur yang diperlukan, seperti dinding beton untuk melindungi wilayah pesisir dan sistem pengolahan sampah terintegrasi.

5)        Regulasi: Buat regulasi yang mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan dan pastikan penegakan hukum yang efektif.

6)        Keterlibatan Masyarakat: Libatkan masyarakat lokal dalam proses perencanaan dan pengelolaan pulau sampah untuk memastikan dukungan dan partisipasi mereka.

7)        Edukasi dan Pelatihan: Berikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat dan pekerja tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

8)        Konservasi Lingkungan: Pastikan bahwa pembangunan pulau sampah tidak mengganggu ekosistem lokal dan upayakan untuk menciptakan habitat baru bagi keanekaragaman hayati².

9)        Pengawasan dan Evaluasi*: Lakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan operasional pulau sampah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

10)    Promosi dan Pariwisata: Promosikan pulau sampah sebagai model pengelolaan sampah yang inovatif dan ramah lingkungan, serta kembangkan sebagai destinasi wisata edukatif².

11)    Tata Kelola: Butir-butir saran tersebut di atas tidak akan berjalan dengan baik dan cenderung gagal apabila “tata kelola” sebagai landasan pengelolaan sampah tidak dijalankan sebagai standar prosedur operasi (SOP). Tata kelola ini meliputi:

a.  Aspek Tata Kelola: kelembagaan, organisasi, peraturan/SOP

b.   Fungsi Tata Kelola: plan, do, monev, act

c.  Unsur Tata Kelola: visi, misi, kebijakan, strategi, program, modal, skill, insentif/disinsentif.



Catatan 5: Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Yakin, Indonesia dapat membangun pulau pengelolaan sampah yang tidak hanya menyelesaikan masalah sampah tetapi juga memberikan nilai tambah dalam bentuk pendidikan, pariwisata, dan pelestarian lingkungan. Yakinlah, Indonesia sangat bisa, membuka wisata sampah, why not (mengapa tidak)?  



 

Bahan Bacaan:


[1]  Pulau Sampah Semakau Bikin Singapura Jadi Negara Paling Bersih di Asia .... https://lestari.kompas.com/read/2024/03/30/125441286/pulau-sampah-semakau-bikinsingapura-jadi-negara-paling-bersih-di-asia?page=all. 

[2]  Sampah dan Aktivitas Pariwisata, Sampah di Destinasi Wisata Tak ... - Tempo. https://travel.tempo.co/read/1557592/sampah-dan-aktivitas-pariwisata-sampah-di-destinasiwisata-tak-kenal-covid-19. 

[3]  Mengintip Permasalahan Sampah di Tempat Wisata.    https://eticon.co.id/sampah-di-tempat-wisata/. 

[4]  HPSN 2022, Membangun Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Melalui .... https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6430/hpsn-2022-membangun-destinasi-pariwisataberkelanjutan-melalui-pengelolaan-sampah-berwawasan-lingkungan.

[5]  Sampah dan Aktivitas Pariwisata, Sampah di Destinasi Wisata Tak ... - Tempo. https://travel.tempo.co/read/1557592/sampah-dan-aktivitas-pariwisata-sampah-di-destinasiwisata-tak-kenal-covid-19. 

[6]  Tak Sekadar Kampung Wisata, Desa Panggungharjo Bantul Garap Layanan .... https://travel.tempo.co/read/1636371/tak-sekadar-kampung-wisata-desa-panggungharjo-bantulgarap-layanan-sampah-digital.m  

[7]  URBAN FARMING Purwakarta Tiket dan Aktivitas - Travelspromo. https://travelspromo.com/htmwisata/urban-farming-purwakarta/. 

 

 

---ooOoo---


Peluang Membuka Wisata Sampah di Negeri Kita, Why Not? Peluang Membuka Wisata Sampah di Negeri Kita, Why Not? Reviewed by Harri Safiari on 17.23 Rating: 5

Tidak ada komentar