Menakar Peluang dan Tantangan Aplikasi Teknologi Recirculating Aquaculture System, Profitable-kah?

 



Penerapan tsystem RAS seperti ditunjukkan pada gambar di atas di BPBAT Tatelu Minahasa, Sulawei Utara - Bisa 100 kali produksi meningkat dari budidaya ikan secara konvensional (Mongabay, 2017)




O P I N I 

 


Oleh: Fittrie M. Pratiwy, Dosen FPIK, Universitas Padjadjaran

 

 

Algivon --  Fenomena akhir-akhir ini, betapa tingginya tingkat permintaan masyarakat akan ikan, terjadi  karena gizinya yang tinggi. Hal ini mendorong adanya perkembangan teknologi untuk budidaya perikanan secara baik, yang terkontrol, dan efisien. Namun, dirasakan bahwa perikanan budidaya sering dipandang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini terjadi karena anggapan borosnya penggunaan air, serta limbah yang timbul dari pakan ikan itu sendiri.

 

Salah satu parameter yang harus dilakukan yakni, kualitas air sebagai media dari budidaya, idealnya air yang masuk ke dalam kegiatan budidaya harus terjaga serta bebas dari predator, caranya harus  dikontrol dengan melakukan pergantian serta pengaliran air yang kontinu.


Diakui, budidaya ikan secara intensif menjadikan penggunaan padat tebar dan juga pemberian dosis pakan yang tinggi. Hal ini  dapat mengakibatkan penurunan terhadap kualitas air budidaya, yang diakibatkan oleh tingginya sisa pakan serta sisa metabolisme ikan. Ini dapat menghasilkan produk sampingan berupa ammonia. Ammonia ini dapat memberikan pengaruh negatif terhadap mutu kualitas air suatu perairan, dan yang juga dapat berakibat langsung pada ikan yang dibudidayakan. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan sangatlah berpengaruh positif terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan. Karenanya, pengendalian lingkungan yang optimum, di antaranya harus  menerapkan system budidaya yang efektif.

 

Sejatinya, sudah banyak inovasi yang diterapkan untuk meningkatkan efektifitas serta meningkatkan produksi perikanan budidaya di Indonesia, salah satunya dengan memanfaatakan teknologi RAS  (Recirculating Aquaculture System). Teknologi popular ini dirancang dan dikontrol sesuai kebutuhan biota yang akan dibudidayakan.

 

RAS pada intinya menerapkan sistem perikanan budidaya secara intensif, dengan menggunakan komponen demi meningkatkan pemanfaatan air secara terus – menerus. Galibnya, proses budidaya dengan menggunakan kembali air untuk habitat air, setelah melalui proses filtrasi, dilakukan agar mengurangi penggunaan air dari sistem budidaya ikan yang selama ini konvensional. Teknologi ini amatlah cocok,  dan dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis ikan, baik ikan laut maupun ikan darat, serta untuk budidaya ikan dari mulai pendederan benih hingga ukuran konsumsi.

 

Kini, pada sektor perikanan budidaya, teknologi RAS ini dimanfaatkan untuk mengurangi pemborosan terhadap penggantian air pada prosesnya, demi memudahkan para pembudidaya mengontrol kualitas air, dan nutrisi bagi ikan indukan maupun benih. Disamping itu, penerapan teknologi RAS untuk budidaya, biasanya lebih aman dari pencemaran. Bila hal ini diterapkan di luar lingkungan perairan, dipastikan menjadikan ikan lebih sehat. Penyebabnya,  karena  sanitasi dan kebersihannya lebih terjaga. Karenanya, penerapan teknologi ini tergolong ramah terhadap lingkungan.

 

Pada pihak lian,pPenggunaan RAS pada budidaya ikan dapat berpengaruh positif, demi mengurangi laju peningkatan ammonia. Ujungnya, laju pertumbuhan ikan tidak akan terganggu. Karena kualitas air yang dihasilkan dari diterapkannya RAS paling efektif, hal ini  dapat dilihat dari rendahnya nilai reduksi ammonia, serta mampu memberikan hasil yang terbaik dalam penyerapan ammonia. Sistem filtrasi yang digunakan yaitu filtrasi biologi (biofilter), dan juga filtrasi fisik (sedimentasi dan penyaringan seperti pasir, kerikil, arang batok, ijuk, spons, serat kapas.

 

Pada penggunaan teknologi RAS ini, hal terpenting dalam sistem ini yaitu filtrasi. Ini merupakan tahap untuk menentukan keberlangsungan hidup ikan yang akan di budidaya. Jika filtrasi tidak berhasil, niscaya akan berdampak besar kepada penurunan kandungan oksigen dalam air. Akhirnya, bila ini terjadi  akan menimbulkan penyakit dan kematian bagi ikan. Filter mekanis ini dapat digunakan sebagai filter awal guna menyaring partikel besar. Artinya, sebelum air masuk ke dalam proses filter biologi, filter ini perlu dicuci setiap periode  tertentu.

 

Sedangkan,  untuk biofilter (filter biologi), digunakan karena fungsinya sebagai unit pembersihan, perbaikan kualitas air kembali, serta dapat menetralkan secara biologis senyawa ammonia, dan zat toksik lainnya (nitrit, nitrat, fosfat).

 

Fakta lain, biofilter ini pun biasanya digunakan sebagai tempat untuk membiakkan bakteri yang dalam perikanan air tawar dikenal dengan bakteri nitrosomonas dan nitrosobacter. Peran bakteri di sini, sangatlah  penting untuk produksi serta keberlanjutan dari akuakultur. Intinya, setiap komponen yang ada dalam sistem RAS berperan besar, untuk meningkatkan cara kerja dari teknologi ini, pertama – tama air akan mengalir dari bak pemeliharaan langsung ke protein skimmer, tujuannya ini  untuk menetralisir amonia dan limbah lain. Kemudian, air dimasukkan ke filter fisik, dan setelahnya melewati filter biologi (biofilter).


Setelah itu dilakukan aerasi pengisian kembagi oksigen ke dalam air dan desinfeksi,  gunanya demi pencegahan terhadap penyakit. Setelah itu, , barulah keluar air bersih yang dapat digunakan kembali. Cara tersebut dapat membuat air yang telah dikeluarkan dari kegiatan budidaya tidak perlu diganti.

 

Saat ini, teknologi RAS ini masih sangat terbatas,  hal ini karena penggunaan peralatan yang dibutuhkan cukup rumit, pun biaya yang dikeluarkan cukup mahal, terutama  pada saat instalasi kolam awal. Karenanya, ikan yang dibudidayakan disarankan merupakan ikan – ikan yang ekonomis serta memiliki daya jual tinggi. Hal ini berguna untuk menutupi modal yang dikeluarkan, selain itu pemilihan ikan untuk budidaya ini agar mampu bekerja dengan baik di sistem re-sirkulasinya.


Kesesuaian pemeliharaan dan pemilihan spesies ikan tertentu dalam RAS ini, sejatinya bergantung pada profitabilitas, masalah lingkungan, serta kesesuaian biologis. Harapannya dengan dikembangkannya teknologi RAS, maka dapat meningkatan produksi dengan kualitas yang tinggi secara signifikan. Tujuan lainnya,  agar kebutuhan akan permintaan masyarakat secara nasional dapat terpenuhi, serta mengefisienkan penggunaan air, juga lahan karena fleksibel dalam memilih lokasinya, ramah lingkungan karena tidak membuang limbah,  melainkan air yang dipakai akan memutar terus menerus. Pun teknologi ini sangat membantu untuk meningkatkan laju produktivitas. Ujungnya, niscaya  akan pula menguntungkan para pembudidaya ikan konsumsi saat ini maupun masa mendatang.  Inilah yang kita sebut profitable itu, teknologi RAS digunakan dalam budidaya ikan.  (***)


Menakar Peluang dan Tantangan Aplikasi Teknologi Recirculating Aquaculture System, Profitable-kah? Menakar Peluang dan Tantangan Aplikasi Teknologi  Recirculating Aquaculture System, Profitable-kah? Reviewed by Harri Safiari on 22.10 Rating: 5

Tidak ada komentar