HUT Kodam III/Siliwangi ke-76 Tampilkan BuruanSAE Arboretum Gastronomi, OTG & Urban Farming



(Foto: Dok Adi R) 

 


Algivon – Syahdan ada hal yang berbeda dalam kaitan peringatan hari jadi ke-76 (20 Mei 2022) Kodam III/Siliwangi. Kala itu di halaman Makodam III Siliwangi Jalan Aceh 69 Kota Bandung, digelar pameran khas (17-18 Mei 2022). Nyatanya, pameran ini tidak mengutamakan unjuk alutsista seperti layaknya eksibisi kemiliteran. Uniknya, pameran kali ini lebih banyak melibatkan peran serta berbagai unsur, seperti perguruan tinggi, sekolah menengah, komunitas, selain dari jajaran Kodam III Siliwangi yang menggagas inovasi teknologi terapan.

 

Mau tahu, apa ragam inovasi itu? Ternyata yang dipamerkan mencakup Teknologi Mesin, Teknologi Informasi Komunikasi, Fisika, Biologi dan juga Pangan. Menurut Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., pameran inovasi ini menjembatani hasil riset teknologi para peneliti, sehingga dapat diterapkan tidak saja untuk Kodam III Siliwangi, tetapi untuk kehidupan masyarakat sehari-hari. Pameran ini juga dipandang sebagai wujud sinergitas TNI bersama komponen lainnya untuk mengembangkan peranan potensi lokal dalam ketahanan nasional.

 

Ambil contoh seperti dijumpai di salah satu anjungannya yang merepresentasikan Brigif 15 Kujang II. Di anjungan ini, para pengunjung mendapatkan informasi, sosialisasi dan edukasi yang menginspirasi, bagaimana konservasi dan ketahanan pangan dianggap sebagai bagian penting dari ketahanan nasional, yang  bisa dilakukan juga oleh masyarakat secara mandiri. Kita tahu, dalam pelaksanaannya tidak saja yakni optimalisasi ketersediaan potensi lokal itu, tapi juga dengan pengutamaan kearifan lokal.

 

Gunung Bohong

 

Kisahnya bisa panjang soal ketahanan pangan ini, pasalnya ia sudah tertata sejak dahulu kala (kabuyutan). Alhasil, canangan di pameran yang khas kali ini lebih jauh telah mengusung konsep urban farming. Intinya, ia merekayasa keterbatasan lahan di perkotaan untuk pertanian dan konservasi. Di area markasnya yang berlokasi di Kota Cimahi, terdapat lapangan tembak dan ini uniknya mereka ini memiliki “gunung perkotaan” yang dikenal dengan nama Gunung Bohong. Di kawasan seluas 10 hektar itulah sebagian besar lahannya telah dan tengah dikembangkan untuk konservasi, serta urban farming dengan nama “BuruanSAE Arboretum Gastronomi.”


Bila merunut pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arboretum adalah tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Sedangkan gastronomi dimaknai sebagai budaya (Sunda) yang berkenaan dengan hulu-hilir tatanén hingga hasilnya baik, sehat dan nikmat untuk dikonsumsi.

 

Ketahanan Pangan …

 

Lebih lanjut, dalam upaya pengembangannya Brigif 15 Kujang II berkolaborasi dengan berbagai kelembagaan relevan yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap konservasi serta ketahanan pangan, di antaranya dengan Akademisi Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung, Heritagem Kawargian ABAH Alam (KAA) dan BuruanSAE (Buruan/Pekarangan Sehat Alami Ekonomi). Buruan SAE adalah urban farming yang terintegrasi dengan peternakan dan perikanan, termasuk pengolahan pasca panennya untuk mengatasi ketahanan pangan di lingkungan keluarga.

 

Alhasil dari bincangan dengan beberapa petugas dan pengunjung anjungan Brigif 15 Kujang II di Pameran Inovasi ini, terpromosikan juga lokasi arboretum. Di lokasi itu, selain memiliki daya Tarik karenan keberadaan Tugu Kujang Papasangan di puncak Gunung Bohong, yang dipadu dengan “display” alami sosialisasi dan edukasi tentang konservasi (flora/fauna). Di dalamya ternyata ada unsur ketahanan pangan, juga pelestarian nilai-nilai heritage berupa objek kebendaan (bangunan, beserta komponen budaya yang sifatnya tak benda atau intangible), pun di kawasan itu telah menjadi destinasi wisata -  bagian dari Wisata Militer  yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Cimahi.


 

Ampuhnya penerapan Urban Farming - lahan sempit menjadi berdaya guna untuk pemenuhan kebutuhan pangan kini dan masa depan. (Foto: Dok Adi R) 



Menariknya, di anjungan inipun dipamerkan OTG yakni Organic Tower Garden. OTG adalah salah satu upaya rekayasa lahan sempit perkotaan yang dikembangkan BuruanSAE. Satu unit OTG hanya memerlukan “lahan” seluas 40 X 40 sentimeter, tapi dapat ditumbuhi 48 pohon (sayuran) dan juga terdapat instalasi penampungan sampah organik, untuk diproses alami jadi pupuk cair organik. Tidak sedikit pengunjung anjungan yang mencoba mengonsumsi langsung sayuran yang terasa renyah karena  ditanam secara organik berkat OTG.

 


Penyerahan buku itu ...(Foto: Dok Adi R)



Tatkala Pangdam III Siliwangi berkunjung ke anjungan tersebut disambut oleh Dr. Riadi Darwis, peneliti, penulis buku Seri Gastronomi Tradisional Sunda dan pengajar di Poltekpar NHI Bandung yang juga berkolaborasi dengan Brigif 15 Kujang II. Dalam kesempatan itu Pangdam III Siliwangi berkenan menerima kenangan berupa Buku “Seri Gastronomi Tradisional Sunda: Khazanah Kuliner Tradisional Sunda,” yang langsung diserahkan oleh penulisnya. Rupanya Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P. mempunyai perhatian khusus kepada budaya kasundaan.

 

“Saya apresiasi tinggi-tinggi atas prakarsa pameran kali ini. Hasilnya nyata dan berguna bagi kehidupan masyarakat dalam jangka panjang,” demikian secuplik kata Pangdam Siliwangi yang sempat membesarkan hati para peserta dan pengunjung kala itu. Dirgahayu Kodam III Siliwangi! (HS/ADI R)


HUT Kodam III/Siliwangi ke-76 Tampilkan BuruanSAE Arboretum Gastronomi, OTG & Urban Farming HUT Kodam III/Siliwangi ke-76 Tampilkan BuruanSAE Arboretum Gastronomi, OTG & Urban Farming Reviewed by Harri Safiari on 23.07 Rating: 5

Tidak ada komentar