Abah Landoeng ‘Relawan Pengumpul Mobil’ di Jamuan Teh Petang 67 Tahun KAA: Hati yang Bersih

 


 Peserta utama Jamuan Teh Petang bersama Saksi Sejarah KAA bertema Pulih bersama Bangkit Perkasa pada 24 April 2022 di Bandung. (Foto: HS) 


 


Algivon --  Menutup rangkaian peringatan 67 Tahun Konperensi Asia Afrika (KAA) dan 42 Tahun Museum KAA, yang  bertemakan Pulih bersama Bangkit Perkasa (Recover Together, Recover Stronegr), yang digelar sejak 18 hingga 24 April 2022 di Bandung.  Pada hari terakhir itu (24/4/2022) dalam acara bertajuk ‘Jamuan Teh Petang bersama Saksi Sejarah KAA – kembali Abah Landoeng (96) selaku ‘relawan pengumpul mobil’ kala ia masih berusia 29 tahun, angkat bicara:

 

“Hanya hati yang bersih dan rela saja, sama sekali tak berharap imbalan, itu modal Abah dan kawan-kawan. Yang penting para tamu agung ya VVIP saat ini bisa disebut, terlayani baik selama di KAA 1995. Tugas Abah dari Pak Sowarma salah satu boss subdealer Mercy di Bandung, mengumpulkan kendaraan. Setidaknya, ada 14 mobil berhasil dikumpulkan dari para relasi, di antaranya dari orang tua murid. Kan, Abah waktu itu sebagai guru, juga masuk tim PBH (Pemberantasan Buta Hurup),” ujarnya dalam cuplikan wawancara bersama panita ‘Jamuan Teh Petang bersama Saksi Sejarah KAA’ yang berlansung secara hybrid (daring dan luring).



Abah Landoeng (kedua dari kiri) tampak berinteraktif bersama host mendedarkan kesaksian upaya pengumpulan kendaraan untuk VVIP kala KAA 1955 di Bandung - Hanya, ridho lillahi ta'ala (Foto:HS)


 

Tampak hadir dalam acara ini di antaranya Kepala Museum KAA Dahlia Kusuma Dewi, Direktur Informasi dan Diplomasi Publik Teuku Faizasyah, serta para saksi sejarah KAA, di antaranya Ceu Popong Otje Djundjunan (84), Inen Kusnan kala itu selaku juru foto termuda KAA 1955, serta beberapa perwakilan keluarga saksi sejarah KAA di antaranya tampak Aom Roedy Wiranatakusumah.   


 Bersama para penyelenggara Peringatan KAA ke-67 di Gedung Merdeka - Pewarisan nilai-nilai kejuangan yang tiada henti. (Foto:HS).



Perwakilan keluarga saksi sejarah yang memperoleh perhatian khusus pada helatan kali ini hadir Damiyanti Rooseno putri bungsu Prof. Ir. Rooseno, ia hadir secara daring dari Jakarta. Diketahui pkan

 

Untuk Generasi Muda

 

Kehadiran dan peran Prof. Ir. Rooseno, mahfumnya dalam konteks kesuksesan KAA 1955 disejajarkan dengan tokoh Ali Sastroamidjojo sebagai ketua konferensi, Ruslan Abdulgani sebagai sekretaris jenderal, Muhammad Yamin sebagai ketua komite kebudayaan, dan Prof. Ir. Rooseno sebagai ketua komite ekonomi.

 

“Saya ucapkan terimakasih atas undangan dan pelibatan sebagai saksi sejarah KAA untuk peran almarhum ayah saya pada masa dahulu. Acara seperti amatlah penting, terutama untuk para generasi muda kita,” kata Damiyanti Rooseno secara daring.  



Abah Landoeng (kanan) - sana-sini, mari berswa foto dan foto bersama. (Foto:HS)


 

Kepada redaksi Abah Landoeng  yang juga dikenal sebagai pejuang lingkungan dan tokoh anti korupsi dilakoninya secara khas, di akhir acara ini mengungkapkan terima kasih, bahwa perannya yang sejak dulu mengikuti ajaran ayahanda dan keluarga besarnya – hendaklah berbuat baik seadanya, dan semampunya kepada sesama, serta alam sekitar. Jangan berharap imbalan, alias ya ridho saja:


“Terbukti, walau Abah sudah berusia 96 tahun, masih saja ada yang ingat akan hal yang diperbuat dulu. Tak secuil pun Abah bermimpi bisa dipanggil ke Gedung Merdeka seperti hari ini,” tutupnya. (Harri Safiari)


Abah Landoeng ‘Relawan Pengumpul Mobil’ di Jamuan Teh Petang 67 Tahun KAA: Hati yang Bersih Abah Landoeng ‘Relawan Pengumpul Mobil’ di Jamuan Teh Petang 67 Tahun KAA: Hati yang Bersih Reviewed by Harri Safiari on 00.01 Rating: 5

Tidak ada komentar