Saksi Sejarah Abah Landoeng, Ikut Peringati KAA Ke-66 ‘Humanity & Solidarity’: Jas Merah Bung !



Abah Landoeng (95) paling kiri bersama nara sumber dan panitia peringatan KAA ke-66 di MKAA (5/3/2021) - Jas Merah Bung ! 

 


Algivon –  Legenda hidup Abah Landoeng kelahiran Kota Bandung 11 Juli 1926, lulusan Hogere Burgerschool (HBS) dilanjut Algemeen Metddelbare School (AMS, setingkat SMA) para era 1942, yang berkarir di antaranya sebagai pendidik di SMP N 5 Bandung, SMP N 2 Bandung, serta beberapa sekolah lainnya, pada Jumat, 5 Maret 2021 di Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA)  Jl. Asia Afrika No. 65 Bandung, kembali angkat suara membahas pengalaman sukses ‘dibelakang’ Konperensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung pada 18 – 24 April 1955.

“Ini yang ingin Abah tularkan kembali disisa hidup.  Terpenting, RI intinya kala itu sudah aktif memajukan bangsa-bangsa Asia Afrika,  ikut menghilangkan masalah-masalah kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme, serta meningkatkan usaha perdamaian dunia,” ujar saksi sejarah yang turut serta sibuk pada era 1950-an mempersiapkan puluhan pengadaan pinjaman kendaraan berkelas pada jamannya untuk para tamu negara-negara Asia Afrika.

“Puluhan kendaraan mewah saat itu, Abah pinjam dari beberapa tokoh di Bandung, salah satu yang memperlancar, karena anak-anak dari pemilik kendaraan mewah itu kebanyakan murid-murid Abah,” tuturnya penuh semangat dan takzim.



Abah Landoeng - Salah satu saksi sejarah KAA 1955  dengan spirit tinggi siap membantu generasi muda menerangi kegelapan masa lalu bangsa, juga menerangi halangan raihan cita-cita bangsa. (foto - detik.com)



Yang spesial kata Abah Landoeng kepada redaksi (6/3/2021) melaui sambungan telepon, khusus untuk peringatan KAA ke-66 seperti yang dituturkan oleh Kepala Museum KAA, Dahlia Kusuma Dewi: Tahun ini acaranya akan digelar secara  virtual (daring). Tahulah, karena kondisi pandemi COVID-19 yang belum berakhir,” jelas Abah.

 

Lebih jauh masih kata Abah Landoeng:”Pihak MKAA dalam  meramaikan KAA ke-66 itu punya banyak kegiatan, ada perlombaan dan  kegiatan literasi, apa itu rinciannya,  silahkan cari sendiri oleh redaksi, Abah agak lupa. Pokoknya tak jauh dari peringatan sebelumnya, bedanya karena ini jaman pandemi COVID-19.”

 

Hasil telusur redaksi beberapa kegiatan itu,  di antaranya  peluncuran film dokumenter mengenai museum KAA. Film dokumenter Ini menandai 41 tahun berdirinya museum, Bandung Historical Study Games, lalu ada story telling untuk anak-anak bertema 'Indonesiaku Pahlawan Dunia', pembagian 1.000 masker untuk warga Kota Bandung,  program Massage of The World yang  melibatkan masyarakat Indonesia  di luar negeri, serta peluncuran buku sejarah untuk disabilitas, juga  pengibaran 109 bendera negara Asia Afrika dan satu bendera PBB.

 

Kembali ke Abah Landoeng yang kini mengisi kegiatan hariannya sambil  berjualan nasi goreng ‘legenda’ bersama isterinya Ibu Sani yang punya angkringan khas di Jalan Mangga Kota Bandung, pria gaek yang masih lincah bersepeda, dan  kerap dekat bergaul bersama para pegiat sosial-kemasyarakatan dan kaum jurnalis, “Pokoknya Jas Merah Bung !  Maknanya, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingatkan generasi mudanya untu  memetik hikmah dari masa lalunya,  dan optimis dapat  meraih cita-cita,” tutupnya. (Harri Safiari)  


Saksi Sejarah Abah Landoeng, Ikut Peringati KAA Ke-66 ‘Humanity & Solidarity’: Jas Merah Bung ! Saksi Sejarah Abah Landoeng, Ikut Peringati  KAA Ke-66 ‘Humanity & Solidarity’: Jas Merah Bung ! Reviewed by Harri Safiari on 19.48 Rating: 5

Tidak ada komentar