Pakan Fungsional untuk Akselarasi Performans Pertumbuhan Lobster Pasir – Sttt … ini Rahasia dari Pembudidaya Loh?!






O P I N I 



Oleh : Rita Rostika

Peneliti Lobster Universitas Padjadjaran

 

 

 

Algivon -- Saat ini budidaya lobster dapat dikatakan kurang berkembang akibat Benih Bening Lobster (BBL), yang ada di perairan RI hampir semua diekspor secara legal maupun illegal. Hal ini terjadi karena memang menguntungkan, sehingga  aspek budidayanya relatif tertinggal, termasuk oleh negara Vietnam, yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor BBL. Kita ketahui, negara Vietnam ini dikenal sebagai penghasil lobster dunia.

 

Pengembangan budidaya lobster yang baik dan menguntungkan adalah yang  menghasilkan produksi lobster dengan survival rate, dan laju pertumbuhan yang baik.  Tantangan terbesar adalah  pakan yang sesuai dengan food dan feeding habit. Menurut Rostika (2020a) pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada jam 9 pagi dan jam 4 sore. Namun, proporsi-nya belum diketahui, padahal lobster ukuran remaja merupakan hewan nocturnal (aktif pada malam hari).

 

Bila merunut pada hasil kajian Purnamaningtyas dan  Nurfiani  (2017), keduanya menyatakan bahwa kebiasaan makan lobster pasir remaja di alam adalah moluska  49,80%,  ikan  1,81%, krustasea  44,5% dan  detritus  3,66%.  Sehingga mereka ini masuk ke dalam kelompok hewan karnivora, namun di negara Vietnam lobster juga diberikan pakan moist atau lembab. Sayangnya, data penting ini belum diimplementasikan  secara luas oleh pembudidaya lobster pasir.  Apabila juvenile lobster diberi pakan buatan/formulasi, menurut Goncalves (2020) performanya akan lebih baik  bila diberi pakan dengan kadar protein 50% dari pada  40%.  Penggunaan pakan berupa ikan rucah tidak ideal untuk pertumbuhan lobster karena kurangnya kandungan gizi dan bisa menghasilkan pigmentasi pucat pada lobster dewasa.  Pakan ini apabila tersisa maka berpotensi untuk mendatangkan parasit yang merugikan pertumbuhan lobster (Priyambodo dan Sarifin (2009) dalam Susanti dkk, 2013).

 

Berikut ini adalah anatomi saluran cerna, sistem syaraf dan kelenjar lobster spiny (Panulirus sp)  pada Gambar 1, kurang lebih sama dengan lobster claw (Gambar 2), anatomi lobster spiny (Gambar 3).

 

Gambar 1.  Saluran cerna lobster spiny, sistem syaraf dan kelenjar (Panulirus sp)





Gambar 2. Saluran cerna, sistem syaraf dan kelenjar lobster claw (American Lobster)

 

 


Gambar 3. Saluran cerna, sistem syaraf dan kelenjar lobster spiny



Performa pertumbuhan lobster adalah peningkatan penambahan bobot dan panjang yang dapat dihitung dari data bobot dan panjang diakhir penelitian dikurangi dengan data panjang dan bobot di awal penelitian.  Selain itu ada pula parameter pertumbuhan yang lain yaitu Laju Pertumbuhan Harian, Average Daily Gain, Efisiensi Pakan, Rasio Konversi Pakan dan Survival Rate, dengan rumus sebagai berikut :

 

Variabel sebagai berikut:

1.  Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

                 (In Wt - Wo)

SGR  =     ____________    x  100%

                        T             

Keterangan :      SGR    : Laju pertumuhan spesifik (%/hari)

                          Wo       : Bobot rata-rata lobster pada awal penelitian (g)

                           Wt       : Bobot rata-rata lobster pada akhir penelitian (g)

                            T         : Lama pemeliharaan (hari)

 


2. Average Daily Gain (ADG)


                (Wt - Wo)

ADG  =   _________           

                T             

Keterangan :      ADG       : Average Daily Gain (kg /hari)

                Wo         : Bobot rata-rata lobster pada awal penelitian (g)

                Wt          : Bobot rata-rata lobster pada akhir penelitian (g)

                T              : Lama pemeliharaan (hari)

 


3. Efisiensi Pemberian Pakan (EPP)

Efisiensi pemberian pakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Amalia et al 2013):


EPP =  x 100%




Keterangan :   EPP     = Efisiensi Pemberian Pakan (%)

                       F          = Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g)

                       Wt       = Bobot rata-rata lobster pada akhir penelitian (g)                                                                Wo       = Bobot rata-rata lobster pada awal penelitian (g)

                                                            

4. Rasio Konversi Pakan (RKP)

Rasio konversi pakan adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan. FCR juga sering digunakan untuk mengetahui kualitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan ikan (Suri et al 2018).

FCR=F/(Wt-Wo) x 100%

Keterangan :      FCR        = Rasio Konversi Pakan

                                                Wt          = Berat lobster di Awal Penelitian

                                                Wo         = Berat lobster di Akhir Penelitian

                                                F              = Pakan yang diberikan

 

5. Kelangsungan Hidup  (KH/SR)


                     Nt      

     SR   =    ____           x  100%

                     No         


Keterangan  :     SR           : Kelangsungan hidup ikan (%)

                           Nt           : Jumlah lobster yang hidup pada akhir penelitian (ekor)

                           No          : Jumlah lobster pada awal penelitian (ekor)

 

 

Selain kualitas air, kehadiran parasit dan penyakit serta adanya pakan dalam jenis dan  jumlah yang cukup, haruslah diperhatikan dengan seksama. Secara umum parameter pertumbuhan ini dapat ditingkatkan manakala kita berikan input pakan fungsional yang sesuai. 

 


Apa itu pakan fungsional?



Sejatinya, pakan fungsional haruslah dilengkapi dengan protein nabati tingkat tinggi, karbohidrat kompleks dan bakteri probiotik yang tidak berbahaya, yakni ia harus dipilih secara khusus seperti jenis Bacillus subtilis.

 

Pakan fungsional mengandung tepung dan minyak nabati yang tinggi; kaya protein, karbohidrat, dan lipid. Pakan tersebut juga perlu mengandung mikronutrien seperti vitamin, mineral maupun bahan aditif untuk mendukung pertumbuhan organisme secara optimal.  Pakan fungsional yang pernah penulis lakukan adalah pakan alami untuk lobster yang dilengkapi enzim kasar papain, pakan buatan untuk lobster yang dilengkapi enzim kasar papain, pakan buatan  untuk lobster yang dilengkapi curcumin, yang memberikan parameter pertumbuhan lobster yang baik.


Nah, para pengkaji budiman, semoga para pembudidaya lobster dapat mengikuti temuan ini, tujuannya agar pertumbuhan lobster menjadi lebih baik. (HS/RR)

Pakan Fungsional untuk Akselarasi Performans Pertumbuhan Lobster Pasir – Sttt … ini Rahasia dari Pembudidaya Loh?! Pakan Fungsional untuk Akselarasi Performans Pertumbuhan Lobster Pasir –  Sttt … ini  Rahasia dari Pembudidaya Loh?! Reviewed by Harri Safiari on 10.11 Rating: 5

Tidak ada komentar