YHPG Gelar Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, Prof. Dr. I Nyoman P. Aryantha: Mandiri & Bermakna

 


Suasana Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Wismajoglo Hotel, Bandung (6/9/2022) (Foto: Dok)

 



Algivon – Bertempat di Wismajoglo Hotel Jl. Raya Resor No. 19, Resor Dago Pakar, Bandung telah berlangsung Pelatihan Budidaya Jamur Tiram. Penyelenggaranya Yayasan HarmoniPurnabakti Ganesa (YHPG). “Ini hari pertama, sekitar 30-an  peserta dari  termasuk para purnabakti dan beberapa calon yang akan memasuki purnabakti  di lingkungan, ini hari pertama (6/9/2022). Dan besok akan dilanjut meninjau tempat rekan kami yang sudah sukses membudidayakan jamur tiram di kediaman Pak H. Syarif Hidayat selaku salah satu pemateri gelaran ini, lokasinya di Kampung Citiis, Cisarua Kabupaten Bandung Barat,” papar Ketua Penyelelenggara Dora Indrianie D.

 

Adalah pemateri utama Prof. Dr. I Nyoman P yang sehari-hari dikenal sebagai Guru Besar, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) – ITB, dalam kesempatan ini walaupun secara mendadak tutorialnya dilangsungkan secara daring dari Lampung, ia dan timnya tampak sangat rinci dan terpadu melakukan dialog interaktif dengan para peserta, termasuk tahapan memulai kegiatan ini.



Ketua Penyelelenggara Dora Indrianie D - Bekal untuk para purnabakti ini tak hanya budidaya jamur seperti sekarang, malah 3 bulan sekali akan ada program-program lainnya yang memberdayakan lainnya, juga ini terbuka untuk umum. (Foto: Ist)

 

 

Masih kata pemateri utama I Nyoman Pugeg Aryantha disela-sela paparannya, ia sempat mengungkap bahwa Indonesia khususnya di pantai utara Jawa Barat pada era 1980-an, telah berjaya berpredikat sebagai pembudidaya jamur tiram terbesar di dunia. “Sayang, kejayaan ini harus pudar karena multi faktor. Semoga secara bertahap kejayaan ini bisa kita kembalikan lagi,” ujarnya sambil menambahkan –“Banyaklah manfaat dari budidaya jamur sebagai pangan yang relatif murah, aman, berprotein tinggi, dan aneka kebaikan lainnya. Setidaknya, bisa untuk menghilangkan fenomena stunting di negeri kita.”

 

Disinggung tentang pilihan para purnabakti, dari mana dan siapa pun itu, mereka memilih membudidayakan jamur tiram, masih kata I Nyoman Pugeg Aryantha yang kepakarannya telah diakui dunia:

 

”Melalui budidaya jamur, ini langkah tepat untuk mandiri dan bermakna, utamanya para purnabakti dalam mengarungi kehidupan di masyarakat.”


Great People 

 

Secara terpisah masih ditempat yang sama di Wismajoglo Hotel yang tampak asri di area Bandung Utara, Jaji Satira selaku Ketua Pengurus Yayasan Harmoni Purnabakti Ganesa, menyatakan program pemberdayaan lainnya selain yang dilakukan hari ini: “Dalam beberapa waktu dekat sedang dan akan diluncurkan.”

 

Penutup pada reportase kali ini, kami kutip pendapat dari salah satu peserta yang menyatakan:

 

“Makin mantap dan teguh saya akan praktikkan aneka kiat dari pak Nyoman Aryantha, apalagi pemateri Pak H Syarif Hidayat bersedia menuntun kami nantinya mengembangkan jamur tiram ini,” seru salah satu peserta dengan penuh semangat sambil menambahkan – “Pasarnya, masih tak terbatas berapa pun banyaknya pasti diserap, modalnya hanya kemaunan, jujur dan ulet.” 



H Syarif Hidayat (paling kanan) Purnabakti ITB, pelaku usaha sukses budidaya Jamur Tiram - Pasar tak terbatas dan masih  menganga, makanya kami butuh lapak di front line.  (Foto:Dok Ist). 



Informasi lainnya, hasil peliputan ini oleh tim dari majalah tri wulan GP (Great People) di antaranya Shahadat Akbar dan Ariesmen, secara bertahap akan dimuat untuk 'liputan khusus' edisi mendatang yang menyoroti secara mendalam dan komprehensif, tentang geliat kewirausahaan: 


"Kami tertarik untuk memuat gerakan budidaya jamur tiram ini. Apalagi pembinanya ada pakar Pak Nyoman Aryantha yang sudah world class. Kita butuh terobosan dari soal pangan dewasa ini, terutama dari pegiat UMKM dewasa ini," pungkas Ariesman. (HS)  


YHPG Gelar Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, Prof. Dr. I Nyoman P. Aryantha: Mandiri & Bermakna YHPG Gelar Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, Prof. Dr. I Nyoman P. Aryantha: Mandiri & Bermakna   Reviewed by Harri Safiari on 17.22 Rating: 5

Tidak ada komentar